contoh story telling yang berjudul "SARIDIN LEARN TO SUNAN KUDUS",, udah saya kasih translatenya juga,, menceritakan asal usul saridin atau yang dikenal sebagai Syeh Jangkung pada saat berguru kepada Sunan Kudus,, gak usah banyak komentar.. ini ceritanya. Semoga Bermanfaat!
SARIDIN
LEARN TO SUNAN KUDUS
Once upon the time, when Pati regency led by
Mangun Oneng. There was a couple who named Kiai Gede and Nyai Kiringan. They
both have two children named Ni Branjung and Saridin. After Kiai Gede and Nyai
Kiringan died, Saridin and Ni Branjung inherited form of a durian tree whose
fruit is always heavy. After a few days, the Ni Branjung husband comes to Saridin home to split time. And
he said, Saridin, from now on we are selling the durian by ourself. You can
sell durian that falls at night, and I will sell durian that falls during the
day. Then Saridin accept it happily, "Well, if that is what you want,
starting tomorrow I will sell durian that falls at night.
On one night, the Ni Branjung husband wants to
steal Saridin durian owned by posing as a tiger. When Saridin come, Ni branjung
husband direct voice roars like a tiger. But, whats happen? Saridin that
shocked not run, he just let go of his machete in the direction of the sound.
Then the Ni Branjung husband death. As a result of the incident, Saridin
convicted of killing brother-in-law. Because proven guilty, Adipati gave
imprisonment on Saridin. But Saridin still defend that his intention was not to
kill his brother-but who threatened to kill a tiger. But the reason it does not
change the decision of the Adipati, and Saridin was imprisoned.
When in prison, Saridin show strange behavior.
And one day he asked the Duke. "Kanjeng Adipati, Can I go home?"
Asked Saridin. Then the Adipati replied "you can go home Saridin, if you
can". At one day there was a resident saw Saridin was at his home, and
then he report it to Adipati. "kanjeng Adipati, yesterday I saw Saridin at
his home ", said resident. The Adipati replied “is that true? I will check
it in prisoner room. When looking at the prisioner room, Adipati and resident are
very surprised because Saridin was still in prisioner room. "Is it true
that yesterday you return to your home?" Asked the Adipati. Then Saridin
answered "Yes Kanjeng Adipati, yesterday kanjeng Adipati allow me to go
home, and then I go home to visit my wife". The Adipati was very surprised
with the behavior Saridin. Then the Adipati decided to punish hanging Saridin.
When will be hanged, the Adipati said to Saridin, "don’t worry Saridin,
this is just a trick of penalties in the form of swing, so you have to accept
it. Saridin believe fully in the Adipati said, even though the intention Adipati
actually carry out the hanging. However, the sentence was making everyone's confusion,
because Saridin it looked smiling at the gallows like people were playing
swing.
Adipati feel very confused, and then he cancel
the sentence, then the Adipati sent people to enter Saridin into the coffin and
bury it. Strange things incident occurred again, when Saridin is inserted into
the chest, Saridin asked "can I help to close this coffin?" Then a
young man answered, of course you can help close it. Suddenly when people are
close crate, Saridin appeared and helped nailing the coffin. And then the Adipati
was upset by the behavior Saridin and he was cast out Saridin of the Pati Regency.
After driven, Saridin go where Sunan Kalijaga to do meditation. Then Saridin
decided to transform and studied to place Sunan Kudus Boarding.
At Sunan Kudus boarding, saridin well-known with
his powerness. Like when Sunan Kudus
asked to saridin. "Saridin, if any water , there must be a fish?"
Asked Sunan Kudus. Then Saridin answered "Yes teacher, any water there
must be a fish. Then Sunan Kudus told Saridin to take the coconut. And what
happens? when Saridin open the coconut ", here are the fish teacher".
Sunan Kudus was surprised when he saw the coconut, because in the coconut is
taken by saridin, there is fish. Everyone who saw Saridin feel amazed with
greatness Saridin. It makes Sunan Kudus was getting angry with Saridin
behavior. Sunan Kudus also say "hi Saridin, you are my strong student and
powerful,as you know, here is not the place to show off your ability. If you do
not want to change, get out of this boarding. hear of advice, Saridin did not
move from his place so he was drived out by the students and local residents.
After feeling of urgency, then Saridin left school and ran while mocking those
who pursue him.
Saridin
berguru ke Sunan Kudus
Pada zaman dahulu, ketika Kabupaten Pati
dipimpin oleh Mangun Oneng. Ada sebuah pasangan yang bernama Kiai dan Nyai Gede
Kiringan. Mereka berdua memiliki dua orang anak yang bernama Ni Branjung dan
Saridin. Setelah Kiai dan Nyai Gede Kiringan meninggal, Saridin dan Ni Branjung
mendapatkan warisan berupa satu pohon durian yang buahnya selalu lebat. Setelah
beberapa hari, suami Ni Branjung datang ke rumah Saridin untuk membagi waktu.
Saridin, mulai sekarang kita jual hasil durian itu sendiri-sendiri. Kamu berhak
menjual durian yang jatuh pada malam hari, sedangkan saya akan menjual durian
yang jatuh disiang hari. Kemudian Saridin menerimanya dengan ikhlas, “baiklah,
kalau itu memang maumu, mulai besok saya akan menjual durian yang jatuh di
malam hari.
Pada suatu malam, suami Ni Branjung ingin
mencuri durian milik Saridin dengan menyamar sebagai harimau. Ketika Saridin
datang, suami ni branjung langsung mengaum seperti suara harimau. Tapi, saridin
yang kaget tidak berlari, dia malah melepaskan goloknya ke arah suara. Kemudian
tewaslah suami Ni Branjung. Akibat kejadian itu, Saridin dihukum karena
terbukti membunuh kakak iparnya. Karena terbukti bersalah, Adipati memberi
hukuman penjara pada Saridin. Tapi Saridin tetap membela kalau niatnya tidak
membunuh kakak iparnya tetapi membunuh seekor macan yang mengancamnya. Tapi
alasan itu tidak merubah keputusan Adipati dan Saridin pun dipenjara.
Saat didalam penjara, Saridin menunjukan
tingkah lakunya yang aneh. Dan pada suatu hari dia bertanya kepada Adipati.
“Apakah saya boleh pulang?” Tanya Saridin. Kemudian Adipati menjawab “silahkan
kamu pulang jika kamu bisa”. Akhirnya pada suatu hari ada seorang warga yang
melihat Saridin sedang berada dirumahnya, dan kemudian dia melaporkannya kepada
Adipati. “Adipati, saya kemarin melihat Saridin berada dirumahnya”, kata
seorang warga. benarkah itu? Saya akan memeriksanya diruang tahanan. Ketika
melihat ruang tahanan, Adipti si warga sangat terkejut karena Saridin ternyata
masih didalam tahanan. “Apakah benar kemarin kamu pulang Saridin?” tanya
Adipati. Kemudian Saridin menjawab “Ya Kanjeng Adipati, kemarin Adipati
memperilahkan saya untuk pulang, lalu saya pulang untuk menjenguk istri saya”.
Sang Adipati sangat terheran-heran dengan tingkah laku Saridin. Lalu Adipati
memutuskan untuk menghukum gantung Saridin. Saat akan digantung, sang Adipati
berkata pada Saridin, “tenanglah Saridin, hukuman ini hanyalah sebuah tipuan
yang berupa ayunan, jadi kamu harus menerimanya. Saridin percaya sepenuhnya pada kata sang
Adipati, padahal niat Adipati benar-benar melaksanakan hukuman gantung. Tapi,
hukuman itu menjadikan semua orang terheran-heran, karena Saridinjustru tampak
tersenyum-senyum di tiang gantungan seperti orang sedang bermain ayunan.
Kemudiann Adipati membatalkan hukuman itu,
lalu sang Adipati menyuruh orang-orang untuk memasukan Saridin kedalam peti dan
menguburnya. Kejadian anehpun kembali terjadi, ketika Saridin sudah dimasukan
kedalam peti, saridin bertanya “apakah saya nanti boleh membantu menutup peti
ini?” kemudian seorang pemuda menjawab, tentu saja kamu boleh membantu
menutupnya. Tiba-tiba ketika orang-orang sedang menutup peti, Saridin muncul
dan ikut membantu memaku peti itu. Akhirny sang Adipati merasa kesal dengan
tingkahlaku Saridin dan dia pun mengusir Saridin dari kabupaten Pati. Setelah
diusir, Saridin pergi ketempat Sunan Kalijaga untuk melakukan meditasi. Akhirnya
Saridin memutuskan unuk berguru ke tempat pesanantren Sunan Kudus.
Di pesantren Sunan Kudus, Saridin terkenal
dengan kehebatannya. Seperti ketika Saridin ditanya Sunan Kudus. “Saridin,
apakah setiap air pasti ada ikannya?” tanya Sunan Kudus. Lalu Saridin menjawab
“Ya guru, setiap air pasti ada ikannya. Kemudian Sunan Kudus menyuruh Saridin
untuk mengambil kelapa itu. Dan apakah yang terjadi? ketika Saridin membuka
kelapa itu “aaa, ini ikannya guru”. Alangkah terkejutnya Sunan Kudus ketika
melihat kelapa itu, karena didalam kelapa yang diambil Saridin benar ada
ikannya. Semua orang yang melihat Saridin merasa terheran-heran dengan
kehebatan Saridin. Hal itu menjadikan Sunan Kudus merasa semakin jengkel dengan
kelakuan Saridin. Sunan Kudus pun berkata “hai Saridin, kau memang muridku yang
gagah dan sakti, tapi ketahuilah disini bukan tempatnya orang memamerkan
kesombongannya. Kalau kamu tidak mau berubah, pergilah dari pesantren ini.
Mendengar basehat itu, Saridin tidak beranjak dari tempatnya sehingga dia diusir
beramai-ramai oleh para santri dan warga sekitar. Setelah merasa terdesak,
barulah Saridin pergi meninggalkan pesantren dan berlari sambil mengejek orang
yang mengejarnya.