Jumat, 20 Mei 2016

Story Telling SARIDIN LEARN TO SUNAN KUDUS dan terjemahnya

contoh story telling yang berjudul "SARIDIN LEARN TO SUNAN KUDUS",, udah saya kasih translatenya juga,, menceritakan asal usul saridin atau yang dikenal sebagai Syeh Jangkung pada saat berguru kepada Sunan Kudus,, gak usah banyak komentar.. ini ceritanya. Semoga Bermanfaat!



SARIDIN LEARN TO SUNAN KUDUS
Once upon the time, when Pati regency led by Mangun Oneng. There was a couple who named Kiai Gede and Nyai Kiringan. They both have two children named Ni Branjung and Saridin. After Kiai Gede and Nyai Kiringan died, Saridin and Ni Branjung inherited form of a durian tree whose fruit is always heavy. After a few days, the Ni Branjung  husband comes to Saridin home to split time. And he said, Saridin, from now on we are selling the durian by ourself. You can sell durian that falls at night, and I will sell durian that falls during the day. Then Saridin accept it happily, "Well, if that is what you want, starting tomorrow I will sell durian that falls at night.
On one night, the Ni Branjung husband wants to steal Saridin durian owned by posing as a tiger. When Saridin come, Ni branjung husband direct voice roars like a tiger. But, whats happen? Saridin that shocked not run, he just let go of his machete in the direction of the sound. Then the Ni Branjung husband death. As a result of the incident, Saridin convicted of killing brother-in-law. Because proven guilty, Adipati gave imprisonment on Saridin. But Saridin still defend that his intention was not to kill his brother-but who threatened to kill a tiger. But the reason it does not change the decision of the Adipati, and Saridin was imprisoned.
When in prison, Saridin show strange behavior. And one day he asked the Duke. "Kanjeng Adipati, Can I go home?" Asked Saridin. Then the Adipati replied "you can go home Saridin, if you can". At one day there was a resident saw Saridin was at his home, and then he report it to Adipati. "kanjeng Adipati, yesterday I saw Saridin at his home ", said resident. The Adipati replied “is that true? I will check it in prisoner room. When looking at the prisioner room, Adipati and resident are very surprised because Saridin was still in prisioner room. "Is it true that yesterday you return to your home?" Asked the Adipati. Then Saridin answered "Yes Kanjeng Adipati, yesterday kanjeng Adipati allow me to go home, and then I go home to visit my wife". The Adipati was very surprised with the behavior Saridin. Then the Adipati decided to punish hanging Saridin. When will be hanged, the Adipati said to Saridin, "don’t worry Saridin, this is just a trick of penalties in the form of swing, so you have to accept it. Saridin believe fully in the Adipati said, even though the intention Adipati actually carry out the hanging. However, the sentence was making everyone's confusion, because Saridin it looked smiling at the gallows like people were playing swing.
Adipati feel very confused, and then he cancel the sentence, then the Adipati sent people to enter Saridin into the coffin and bury it. Strange things incident occurred again, when Saridin is inserted into the chest, Saridin asked "can I help to close this coffin?" Then a young man answered, of course you can help close it. Suddenly when people are close crate, Saridin appeared and helped nailing the coffin. And then the Adipati was upset by the behavior Saridin and he was cast out Saridin of the Pati Regency. After driven, Saridin go where Sunan Kalijaga to do meditation. Then Saridin decided to transform and studied to place Sunan Kudus Boarding.
At  Sunan Kudus boarding, saridin well-known with his powerness. Like when  Sunan Kudus asked to saridin. "Saridin, if any water , there must be a fish?" Asked Sunan Kudus. Then Saridin answered "Yes teacher, any water there must be a fish. Then Sunan Kudus told Saridin to take the coconut. And what happens? when Saridin open the coconut ", here are the fish teacher". Sunan Kudus was surprised when he saw the coconut, because in the coconut is taken by saridin, there is fish. Everyone who saw Saridin feel amazed with greatness Saridin. It makes Sunan Kudus was getting angry with Saridin behavior. Sunan Kudus also say "hi Saridin, you are my strong student and powerful,as you know, here is not the place to show off your ability. If you do not want to change, get out of this boarding. hear of advice, Saridin did not move from his place so he was drived out by the students and local residents. After feeling of urgency, then Saridin left school and ran while mocking those who pursue him.




Saridin berguru ke Sunan Kudus

Pada zaman dahulu, ketika Kabupaten Pati dipimpin oleh Mangun Oneng. Ada sebuah pasangan yang bernama Kiai dan Nyai Gede Kiringan. Mereka berdua memiliki dua orang anak yang bernama Ni Branjung dan Saridin. Setelah Kiai dan Nyai Gede Kiringan meninggal, Saridin dan Ni Branjung mendapatkan warisan berupa satu pohon durian yang buahnya selalu lebat. Setelah beberapa hari, suami Ni Branjung datang ke rumah Saridin untuk membagi waktu. Saridin, mulai sekarang kita jual hasil durian itu sendiri-sendiri. Kamu berhak menjual durian yang jatuh pada malam hari, sedangkan saya akan menjual durian yang jatuh disiang hari. Kemudian Saridin menerimanya dengan ikhlas, “baiklah, kalau itu memang maumu, mulai besok saya akan menjual durian yang jatuh di malam hari.
Pada suatu malam, suami Ni Branjung ingin mencuri durian milik Saridin dengan menyamar sebagai harimau. Ketika Saridin datang, suami ni branjung langsung mengaum seperti suara harimau. Tapi, saridin yang kaget tidak berlari, dia malah melepaskan goloknya ke arah suara. Kemudian tewaslah suami Ni Branjung. Akibat kejadian itu, Saridin dihukum karena terbukti membunuh kakak iparnya. Karena terbukti bersalah, Adipati memberi hukuman penjara pada Saridin. Tapi Saridin tetap membela kalau niatnya tidak membunuh kakak iparnya tetapi membunuh seekor macan yang mengancamnya. Tapi alasan itu tidak merubah keputusan Adipati dan Saridin pun dipenjara.
Saat didalam penjara, Saridin menunjukan tingkah lakunya yang aneh. Dan pada suatu hari dia bertanya kepada Adipati. “Apakah saya boleh pulang?” Tanya Saridin. Kemudian Adipati menjawab “silahkan kamu pulang jika kamu bisa”. Akhirnya pada suatu hari ada seorang warga yang melihat Saridin sedang berada dirumahnya, dan kemudian dia melaporkannya kepada Adipati. “Adipati, saya kemarin melihat Saridin berada dirumahnya”, kata seorang warga. benarkah itu? Saya akan memeriksanya diruang tahanan. Ketika melihat ruang tahanan, Adipti si warga sangat terkejut karena Saridin ternyata masih didalam tahanan. “Apakah benar kemarin kamu pulang Saridin?” tanya Adipati. Kemudian Saridin menjawab “Ya Kanjeng Adipati, kemarin Adipati memperilahkan saya untuk pulang, lalu saya pulang untuk menjenguk istri saya”. Sang Adipati sangat terheran-heran dengan tingkah laku Saridin. Lalu Adipati memutuskan untuk menghukum gantung Saridin. Saat akan digantung, sang Adipati berkata pada Saridin, “tenanglah Saridin, hukuman ini hanyalah sebuah tipuan yang berupa ayunan, jadi kamu harus menerimanya.  Saridin percaya sepenuhnya pada kata sang Adipati, padahal niat Adipati benar-benar melaksanakan hukuman gantung. Tapi, hukuman itu menjadikan semua orang terheran-heran, karena Saridinjustru tampak tersenyum-senyum di tiang gantungan seperti orang sedang bermain ayunan.
Kemudiann Adipati membatalkan hukuman itu, lalu sang Adipati menyuruh orang-orang untuk memasukan Saridin kedalam peti dan menguburnya. Kejadian anehpun kembali terjadi, ketika Saridin sudah dimasukan kedalam peti, saridin bertanya “apakah saya nanti boleh membantu menutup peti ini?” kemudian seorang pemuda menjawab, tentu saja kamu boleh membantu menutupnya. Tiba-tiba ketika orang-orang sedang menutup peti, Saridin muncul dan ikut membantu memaku peti itu. Akhirny sang Adipati merasa kesal dengan tingkahlaku Saridin dan dia pun mengusir Saridin dari kabupaten Pati. Setelah diusir, Saridin pergi ketempat Sunan Kalijaga untuk melakukan meditasi. Akhirnya Saridin memutuskan unuk berguru ke tempat pesanantren Sunan Kudus.
Di pesantren Sunan Kudus, Saridin terkenal dengan kehebatannya. Seperti ketika Saridin ditanya Sunan Kudus. “Saridin, apakah setiap air pasti ada ikannya?” tanya Sunan Kudus. Lalu Saridin menjawab “Ya guru, setiap air pasti ada ikannya. Kemudian Sunan Kudus menyuruh Saridin untuk mengambil kelapa itu. Dan apakah yang terjadi? ketika Saridin membuka kelapa itu “aaa, ini ikannya guru”. Alangkah terkejutnya Sunan Kudus ketika melihat kelapa itu, karena didalam kelapa yang diambil Saridin benar ada ikannya. Semua orang yang melihat Saridin merasa terheran-heran dengan kehebatan Saridin. Hal itu menjadikan Sunan Kudus merasa semakin jengkel dengan kelakuan Saridin. Sunan Kudus pun berkata “hai Saridin, kau memang muridku yang gagah dan sakti, tapi ketahuilah disini bukan tempatnya orang memamerkan kesombongannya. Kalau kamu tidak mau berubah, pergilah dari pesantren ini. Mendengar basehat itu, Saridin tidak beranjak dari tempatnya sehingga dia diusir beramai-ramai oleh para santri dan warga sekitar. Setelah merasa terdesak, barulah Saridin pergi meninggalkan pesantren dan berlari sambil mengejek orang yang mengejarnya.


Selasa, 08 Maret 2016

Hasil Editing Aplikasi Ulead

Hasil editing video sederhana menggunakan aplikasi Ulead...
iseng-iseng nyari kerjaan.. hehe.. silahkan dilihat mas mbak...



DOWNLOAD

ILM tentang beribadah

Sebuah iklan layanan masyarakat tentang pentingnya ibadah yang kusyuk...
semoga bermanfaat.. OK!?





DOWNLOAD